Jatuh Cinta Lagi Dengan Pakaian Lama

 Kembali lagi nulis tentang pakaian ... 

Saat bulan Ramadhan tiba, saatnya mengeluarkan koleksi gamis yang jarang dipakai. Biasanya pakai gamis hanya saat pengajian door to door (haha kaya sales aja) maksudnya pengajian dari rumah ke rumah di malam Jum'at, saat pengajian rutinan di Masjid hari Sabtu-Minggu, acara Aqikah, Empat bulanan, pengajian Safar, Nikahan eh banyak juga ya kalau disebutin satu satu. 

Saya termasuk jarang pakai gamis karena kalau ada acara keluar rumah pakai kendaraan roda dua, lebih nyaman pakai celana kulot, begitu juga untuk aktivitas lainnya masih prefer pakai rok dan atasan bukan terusan. 

Di bulan Ramadhan hampir seluruh kegiatan bernuansa islami jadi memakai gamis jauh lebih nyaman dan sesuai dengan vibes bulan suci. Apalagi setiap malam ada shalat taraweh , mengenakan gamis yang bersih dan wangi membuat shalat lebih khusuk dan semangat. 

Kegiatan bulan Ramadhan dua tahun berturut turut, dibuka dengan acara tadarusan setelah sholat subuh, mengikuti tilawah Al-Quran dan belajar langgam di yayasan Iqroul Qur'an, mengikuti sholat taraweh di malam hari, mengikuti kajian dakwah di hari Sabtu-Minggu, pesantren kilat ibu ibu, Bazaar Ramadhan dan tahun kemarin ada acara baru yaitu lomba MTQ yang dihadiri oleh wakil Bupati Bandung, H. Sahrul Gunawan, S.E. idola remaja tahun 90 an wkwkwk. Jangan ditanya gimana histerisnya ibu ibu liat bapak yang satu ini. Saya cuma bisa nyengir kuda. 




Skip skip ...

Dengan kegiatan padat merayap di bulan Ramadhan, pilihan mengenakan pakaian gamis memang paling sesuai. Membuka capsule wardrobe membuat pakaian bisa bergilir digunakan. 

Terkadang kita merasa bosan dengan pakaian yang sama dari tahun ke tahun. Menggunakannya secara bergilir membuat pakaian terasa baru.

Menggunakan pakaian sesuai dengan musim atau tema (seperti saat Ramadhan) juga membuat penyegaran untuk pakaian lama.

Berikut tips untuk membuat kita jatuh cinta kembali pada pakaian lama : 

1. Menyusun kembali lemari pakaian

Menyusun kembali pakaian sekaligus membersihkan rak/ lemari yang lembab atau berdebu, membuat suasana kamar terasa lebih bersih dan segar. Saat mengatur pakaian dalam lemari bisa jadi teringat dengan board yang pernah kita liat di pinterest atau Instagram. Hal ini dapat membangkitkan mood dan terinspirasi untuk mengatur gaya baru saat berpakaian.

2. Istirahatkan item tertentu  di lemari pakaian

Letakkan paling bawah pakaian yang jarang digunakan atau simpan dalam box. Inti dari memiliki capsul wardrobe adalah menyimpan pakaian yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat. Untuk pakaian yang bisa dikombinasikan seperti jaket atau kardigan sepertinya tidak perlu disimpan dalam capsule wardrobe.

3. Membebaskan diri dari trend

I rarely buy clothes not even once a year. Saya juga bukan orang yang senang ikut tren. Meski saya senang melihat orang berpakaian dengan model up to date tapi belum tentu saya senang memakainya untuk diri sendiri. 

Untuk bergaya dan mengekspresikan diri tidak harus bergantung pada tren karena mengekspresikan diri adalah sebuah kebebasan.  Tren yang kita buru dan kita kejar tidak akan bersama kita dalam jangka waktu panjang karena selalu ada tren baru yang muncul, pada akhirnya seperti lingkaran setan. 

Ketika kita sadar hal yang kita butuhkan hanya membuka lemari pakaian dan mengenakan apa yang kita miliki. Berbelanja gratis di lemari pakaian kita sendiri. 

4. Praktek Afirmasi Gaya

Afirmasi berhubungan dengan diri sendiri, bagaimana seseorang menegaskan sesuatu pada dirinya sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, afirmasi adalah penetapan yang positif. Arti afirmasi juga dapat dipahami sebagai penegasan atau peneguhan. Afirmasi dibutuhkan untuk mengembangkan gaya yang kita miliki untuk mendapatkan kepercayaan diri dalam bergaya. 

Beberapa afirmasi yang bisa kita tulis untuk diri sendiri misalnya :

- saya bisa mengenakan semua pakaian dengan percaya diri.

- saya suka berpakaian 

- saya suka berdandan

- saya suka selera berpakaian saya sendiri

- saya suka berdandan tanpa alasan

saya suka perasaan menyenangkan yang timbul saat saya berhasil menampilkan gaya berpakaian saya dan merasa percaya diri dengan gaya saya sendiri.  

5. Kenakan pakaian terbaik, meski tidak ada acara khusus untuk itu.

Kebanyakan orang memiliki pakaian yang jarang dipakai karena mengkhususkannya untuk acara tertentu. Terkadang kita hanya mau mengenakan pakaian terbaik yang kita miliki pada saat acara spesial saja mungkin karena takut terkena noda atau takut rusak saat mengenakannya. Akhirnya kita tidak pernah mengenakannya. 

Sebenarnya tidak pernah mengenakan pakaian terbaik yang kita miliki jauh lebih buruk dari sekedar terkena noda atau rusak. Sama seperti piring piring keramik terbaik yang terpampang di buffet tapi tidak pernah digunakan.  

Pikir pikir saya akan coba  memakai pakaian yang ingin saya kenakan meski tidak ada acara khusus saat memakainya.

6. Realistis dan sadar dengan daftar fashion yang dibutuhkan. 

Diantara kita pasti memiliki daftar pakaian atau sepatu yang ingin dibeli, sama seperti saya. 

Tapi sekiranya saya memiliki barang yang yang sama fungsinya dengan barang baru yang ingin dibeli, saya akan mencoretnya dari daftar. 

Misalnya saya ingin membeli sepatu sneaker untuk jalan jalan tapi ternyata saya memiliki sepatu yang sama fungsinya dan masih terlihat bagus maka saya akan mempertimbangkankan kembali untuk membeli. 

Terlebih jika sepatu itu sepertinya akan jarang dipakai karena warnanya tidak terlalu matching dengan warna pakaian yang saya miliki, maka  saya akan mencoret dari daftar yang akan dibeli. 


Menyusun kembali pakaian dalam lemari cukup menyenangkan dan menyegarkan pandangan sekaligus memberi ide bagaimana mendapatkan kembali rasa percaya diri, bagaimana rasanya terinspirasi dan jatuh cinta kembali dengan pakaian pakaian yang kita miliki.











No comments:

popular post

top navigation

Powered by Blogger.