Jadi daripada pusing saat hendak keluar, lebih baik mix and match pakaian yang sekiranya cocok dan nyaman dipakai saat waktu senggang.
Atau bisa juga buka koleksi foto foto saat hangout diluar bersama teman dan keluarga atau saat menghadiri suatu acara sebagai inspirasi.
Sistem flashback seperti ini, selain bisa menggunakan kembali pakaian yang sudah ada, juga bisa merasakan sensasi keceriaan saat memakainya.
Memadupadankan pakaian yang dimiliki bisa menghindari efek jenuh dan memberi kesan baru pada pakaian yang dipakai.
Juga menghindari fast fashion. Selain mahal, fast fashion tidak ramah lingkungan, hanya sekedar mengikuti trend. Data dari The Global Fashion Agenda, menyatakan hanya 1% dari limbah fast fashion yang benar benar bisa didaur ulang secara efektif.
Jika perlu membeli pakaian, bisa coba beli baju secondhand di carousell yang masih bagus dengan harga murah. Walaupun murah tapi ga murahan dan tentunya bisa mengurangi limbah-limbah pakaian juga.
Outfit yang saya kenakan sebagian besar merupakan secondhand, hadiah/pemberian dari seseorang, jarang sekali membeli pakaian baru.
Karena menurut hirarki keinginan membeli, ada beberapa tahap yang bisa kita lakukan sebelum memutuskan membeli sesuatu :
1. Gunakan yang kamu miliki
2. Pinjam
3. Tukar
4. Membeli barang loakan/secondhand
5. Membuat
6. Membeli
So, idealnya mencoba lima hirarki sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu.
Berikut beberapa secondhand outfit yang menjadi pilihan dan inspirasi saya saat harus keluar rumah.
Meeting dengan klien |
Acara meeting dengan klien untuk pembuatan konten Instagram ini saya memilih outfit semi casual, agar kesannya ga nyantei banget. Sebenarnya rok yang digunakan adalah rok sehari hari dipadu atasan kaos stripe biru yang senada dengan rok. Dipadu coat dari pasar Cimol Gedebage berwarna krem agar terkesan lebih light.
Hangout bareng teman kuliah |
Seperti itulah cara saya memilih pakaian yang akan saya gunakan. Pilihan hidup untuk lebih ramah lingkungan dengan menghindari fast fashion adalah salah satu cara yang saya tempuh. Mix and match pakaian untuk menghindari rasa bosan juga dilakukan. Selain menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli pakaian baru, saya juga jadi lebih menghargai pakaian yang saya miliki dan merawatnya dengan baik. Less is more begitu kata pepatah.
Sebenarnya saya juga masih dalam tahap belajar menerapkan sesuatu yang ideal, dan masih mencoba berada dalam path menuju ke arah tersebut. Semoga bisa lebih baik lagi.
"Life isn't perfect but your outfit can be."
No comments: