Mengenal zerowaste membuat saya melangkah lebih jauh dari sekedar menolak,mengurangi atau menggunakan kembali sebuah barang.
Zerowaste mengantarkan saya pada suatu pemikiran untuk mengolah sampah rumah tangga. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sampah organik dapur berupa kulit serta sisa potongan buah yang dapat digunakan untuk membuat ecoenzym.
Apa itu Ecoenzym? Ecoenzym adalah hasil fermentasi dari sampah organik dapur. Dibuat dari kulit serta sisa potongan kulit buah dan sayur, gula merah (molase) , dan air dengan perbandingan 3 :1 :10. Ecoenzym pertama kalia diperkenalkan oleh Dr. Rosukan Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand.
Ecoenzym digunakan
sebagai disinfektan dapat membunuh bakteri dan juga jamur. Dapat digunakan
sebagai pengganti pembersih dan pestisida berbahan kimia (eco friendly). Selain mengurangi konsumsi produk berbahan kimia yang dapat merusak lingkungan,
eco enzym memiliki nilai ekonomi karena secara langsung mengurangi pengeluaran finansial (untuk membeli pembersih komersial) . Selain itu, nutrisi yang terkandung dalam residu sayur dan buah dalam proses pembuatan eco enzym dapat dimanfaatkan sebagai :
1 pembersih lantai
2. pembersih toilet
3. pembersih dapur
4. pembersih piring
5. pembersih dan penyegar udara (oil diffuser)
6. pembersih baju (detergent pakaian)
7. pengolah limbah
8. perawatan rambut dan kulit
9. pembasmi serangga
10. pestisida ramah lingkungan
11. penyubur tanaman
12. pupuk tanaman
13. memperbaiki drainase yang tersumbat
Bagaimana Cara Membuat EcoEnzym?
Ecoenzym berasal dari sampah organik yang terdiri dari buah dan sayur. Jadi bahan utama untuk membuat ecoenzym adalah sampah buah dan sayur. Untuk membuat ecoenzym dibutuhkan sampah buah/sayur, gula merah dan air dengan perbandingan
3 : 1 : 10 .
Masukkan semuanya dalam sebuah wadah yang ditutup rapat. Saya menyimpan larutan ecoenzym dalam jirigen bekas hand sanitizer. Tempatnya cukup besar untuk menampung ecoenzym. Sebelumnya saya menggunakan botol air sekali pakai ukuran satu liter. Namun tidak cukup banyak menampung, alhasil banyak wadah yang digunakan untuk membuat ecoenzim.
Proses fermentasi membutuhkan waktu tiga bulan sampai menghasilkan cairan ecoenzym. Selama proses fermentasi tutup wadah sebaiknya dibuka secara berkala untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan ecoenzym. Bila tidak dikeluarkan gas bisa membuat wadah menggembung dan meledak.
Mudah bukan cara membuatnya hanya saja butuh kesabaran untuk menghasilkan ecoenzym.
No comments: