Why I Choose to Learn Crochet

Menurut saya, dulu merajut itu identik sama nenek nenek. Saya selalu membayangkan seorang nenek yang merajut di atas kursi goyangnya, terkantuk kantuk sambil mendengarkan musik dari radio kesayangannya.

Ternyata sekarang merajut itu sebuah tren hobi. Keterampilan yang dipelajari seseorang untuk mengisi waktu luang, menenangkan pikiran, melatih konsentrasi dan kesabaran, mengasah jiwa seni bahkan menambah income keluarga. Di beberapa negara seperti rusia kegiatan merajut  dilakukan  oleh anak kecil, remaja dan dewasa. Jadi bukan kegiatan nenek nenek hehehe ....



Merajut itu sebenarnya istilah dari knitting. Sedangkan istilah crochet adalah merenda. Namun pada umumnya keduanya kerapkali disebut merajut. Sama sama menggunakan benang hanya tekniknya saja yang berbeda. Crochet memakai alat yang disebut hook/ hakpen berbentuk seperti jarum yang ujungnya melengkung, berfungsi mengait benang. Sedangkan knitting menggunakan sepasang knitting needle yang ujungnya lancip.

Awal belajar merajut ingin membuat  pouch sabun mandi batangan. Karena setiap mandi menggunakan sabun batangan sering tergelincir dari tangan. Untuk mengurangi licin saya pikir lebih mudah jika dimasukkan dalam pouch. Bila pouch dibuat dari kain, ga menggigit saat dipegang alias tetap licin.

Mulailah saya belajar merajut, diajari seorang tetangga yang baik hati,  murah senyum dan tidak sombong  hihihi ...
Pertama mendengar kata slipknot, saya membayangkan group musik underground dari luar negri yang memakai topeng wkwkwkwk ...

So far proses belajar merajut berjalan mulus. Mungkin karena memang ada keinginan jadi cepat bisa. Produk pertama yang dibuat? ya pouch untuk sabun mandi batangan lah (kekeuh). Padahal mentornya udah ngajakin bikin tas sama dompet rajut yang bernilai ekonomi. Entah kenapa saya ga berminat bikin tas ataupun dompet. Saya termasuk murid yang ngeyel. Lagipula membuat sesuatu itu harus berdasarkan hati kan? ... kalau ga pengen trus dipaksain nanti hasilnya juga ga oke.

Untungnya mentor ku ini orangnya fleksibel. Aku pengen bikin apa pun dia siap ngajarin. Ih baik banget ya ...

Jadi juga produk pertamaku , berupa pouch sabun mandi batangan . Tau ga benang rajut yang saya pake ini udah lama dibeli sekitar 2 - 3 tahun yang lalu karena  si abang (anak pertama) salah beli benang dan hakpen  saat membuat prakarya  di sekolah. Trus saya simpan, siapa tau suatu saat perlu. Benerkan pas belajar ngerajut ga perlu beli benang sama hakpen lagi deh.




Selesai membuat pouch saya kepingin membuat sarung tangan rajut. Karena masih newbie, proses membuat jari jari tangan saya anggap rumit. Saya memilih untuk membuat mitten
(sarung tangan tanpa penutup jari). 
Mitten merupakan produk rajut kedua saya.



Di masa pandemi ini saya memilih membuat masker rajut. Karena rajutan  kurang rapat saya membuat masker dengan filler replacement. Jadi bagian dalam masker bisa dimasukkan tissue agar lebih aman saat pemakaian. 



Baru tiga produk rajutan yang  bisa saya buat. Next saya mau mencoba memanfaatkan kaos/ tshirt bekas sebagai benang rajut. Untuk mengurangi pembelian benang, tapi kegiatan merajut bisa tetap jalan. Tentu saja melalui dua kali proses kegiatan yaitu proses membuat benang dan proses merajut. Doakan berhasil ya teman .... 

No comments:

popular post

top navigation

Powered by Blogger.