Readers, kalian tentu sudah sering mendengar kata preloved. Banyak yang menyamakannya dengan secondhand atau barang bekas pakai. Well, sebenarnya jika kita membahas makna kata, preloved setingkat lebih tinggi dari kata secondhand atau barang bekas.
barang preloved |
Barang preloved biasanya identik dengan barang barang branded. Meski sudah pernah dipakai namun dengan brand yang menyertainya nilainya masih cukup tinggi dibanding secondhand atau barang bekas.
preloved branded |
Mengapa? Karena sebuah brand itu merepresentasikan suatu kualitas barang sehingga orang orang memberi value lebih tinggi dibandingkan barang barang unbranded. Meski bukan ketetapan baku. Terkadang ada pula barang unbranded yang kualitasnya sangat baik saat digunakan dalam jangka waktu panjang.
Namun tetap saja value suatu brand itu melekat pada publik. Dibalik value suatu brand tentu ada tenaga tenaga handal yang mewujudkannya mulai dari desain, proses produksi, kualitas bahan, marketing, iklan, dan masih banyak lagi. Sehingga tercipta opini publik secara merata terhadap nilai barang yang mereka keluarkan.
Barang preloved kadang merupakan barang barang yang dibeli tanpa sempat digunakan oleh pemiliknya. Biasanya karena lapar mata saat diskon berlangsung padahal belum tentu dibutuhkan. Atau karena ukuran yang tidak sesuai sehingga tidak dapat digunakan. Bisa juga merupakan barang hadiah yang tidak disukai oleh penerimanya. Banyak alasan seseorang tidak menggunakan suatu barang.
Lalu apa hubungannya dengan greenliving (hidup ramah lingkungan)? Greenliving adalah gaya hidup yang mencoba untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam dan harta pribadi yang dilakukan oleh pribadi maupun masyarakat (wikipedia). Terkadang juga disebut sustainableliving (hidup yang berkelanjutan)
Mensikapi gaya hidup greenliving yang sedang trend di masayarakat saat ini, preloved merupakan salah satu kegiatan yang mendukung konsep greenliving. Dimana greenliving menerapkan penggunaan barang yang sustainable (berkelanjutan).
preloved to new owner |
Preloved membuat penggunaan barang diteruskan oleh pemilik baru, sampai habis masa pakainya (baca : rusak/tidak dapat digunakan lagi). Mereka menggunakan barang preloved dengan sukacita. Meski bagi pemilik lamanya barang tersebut useless (tidak berguna). Ada pandangan berbeda yang dimiliki pemilik barang lama dengan pemilik barang baru terhadap barang yang sama. Idiomnya seperti ini "one man's trash is another man's treasure".
Dengan adanya preloved diharapkan bisa menekan laju penggunaan sumber daya alam untuk memproduksi barang barang baru. Juga mengurangi /menyortir barang barang pribadi yang sudah tidak digunakan lagi yang biasa kita dengar dengar dengan sebutan decluttering.
Dengan melakukan decluttering, rumah akan menjadi bersih dan rapi karena keluarnya barang barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan lagi (baca - tidak digunakan).
Preloved juga mendatangkan pemasukan tambahan dari barang barang yang berhasil dijual. Kegiatannya bahkan bisa menjadi pekerjaan sampingan untuk seseorang.
preloved menjadi rupiah (pic : google) |
Semakin banyak masyarakat yang peduli dan menjalankan konsep hidup greenliving, kegiatan preloved bisa menjadi pekerjaan/mata pencaharian yang diminati banyak orang.
Mungkin kutipan dari Vivienne Westwood, seorang perancang busana asal Inggris, yang menyebarkan mode punk dan new wave dalam kancah mode dunia, bisa dijadikan pedoman saat membeli sebuah barang.
"Buy less, Choose well, Make it last"
No comments: