Belajar Zero Waste

Di setiap rumah urusan sampah bukan hal yang asing lagi. Saya membuang sampah organik dan anorganik setiap hari. Dulu saya selalu menyatukan kedua jenis sampah itu ke dalam kresek, membuangnya ke tempat sampah dan berakhir di landfill ( red : Tempat Pembuangan Akhir aka Leuwi Gajah ). Ternyata membuang sampah di tempat sampah saja tidak cukup.
Kenapa? Karena di landfill ini semua sampah akan tertampung dengan miliaran ton sampah yang tidak dapat terurai  selama ratusan tahun dan tidak dapat di daur ulang. Ketika sampah ini meluap lautan pun tercemar. Ekosistem rusak.

Mengubur sampah pun bukan hal yang bijak untuk dilakukan. Mengapa?
• Mengubur sampah plastik  dapat mencemari tanah dan jika ada sumber air bisa mencemari air tanah tersebut
• Zat zat beracun dalam plastik dapat membunuh hewan pengurai yang ada di dalam tanah seperti cacing
• Kantong plastik yang terkubur akan mengganggu penyerapan air dan juga menyebabkan menurunnya kesuburan tanah
• Timbunan sampah dapat merubah struktur permukaan dan tekstur tanah
 (sumber kumparan.com & kompasiana.com dirangkum oleh @zerowaste.id_official)

Bagaimana dengan membakar sampah?  Setali tiga uang bahayanya dengan mengubur sampah.
• Asap dari pembakaran sampah mengandung hidrokarbon benzopirena. Gas tersebut 350 kali lebih berbahaya dari asap rokok.
• Pembakaran plastik bisa membuat lapisan ozon menipis. Saat lapisan ozon menipis, suhu bumi akan semakin panas.
• Membakar sampah plastik sama saja menambah racun ke udara. Karena zat kimia beracun yang dibakar keluar sehingga bercampur dengan udara.
• Sampah plastik yang dibakar akan menghasilkan zat-zat yang berbahaya seperti dioksin. Zat tersebut bisa meningkatkan resiko munculnya kanker.
(sumber : balicaringcommunity.org & bobogrid.id dirangkum oleh @zerowaste.id_official)

Lalu bagaimana cara saya menangani sampah rumah tangga ini? Membaca buku Menuju Rumah Minim Sampah karyanya mba DK. Wardhani banyak menginspirasi saya bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga. Diantaranya dengan cara memisahkan sampah basah sampah kering (anorganik) yang akan dipilah dan sampah basah (organik) yang akan diolah.
Sampah yang sudah tercampur akan sulit diolah karena kecepatan dan proses penguraiannya berbeda.


Saya pun mulai memisahkan kedua sampah tersebut. Sampah kering saya pilah berdasarkan kategorinya : plastik, kardus, botol, kertas, besi dll. Sampah ini saya kumpulkan untuk diserahkan pada bank sampah. Setiap orang yang menyerahkan sampahnya ke bank sampah  di lingkungan saya, otomatis akan menjadi nasabah bank sampah. Diberikan buku tabungan yang nantinya akan terisi rupiah sesuai dengan nilai sampah yang diberikan. Sampah menjadi uang, lumayan bukan?
Sedangkan sampah basah saya masukkan ke dalam lubang biopori dan komposter yang nantinya bisa menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman.
Nah, dengan demikian saya sudah menerapkan bagian dari zero waste di rumah. Karena sampah kering akan didaur ulang dan sampah basah dibusukkan.

Apa itu zero waste ?
Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong  siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Juga menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali.
Intinya zero waste menantang kita semua untuk mengevaluasi gaya hidup kita. Melihat bagaimana sesuatu yang kita konsumsi bisa berdampak negatif terhadap lingkungan.
(www.zerowaste.id)

Bea Johnson dari Zero Waste Home mempopolerkan 5 R :
"Refuse, Reduse, Reuse, Recycle and Rot"
(Menolak, Mengurangi, Menggunakan kembali, Mendaur Ulang, Membusukkan)
Dengan berpegang pada 5 R ini diharapkan kita dapat mengurangi sampah dan menggunakan sumber  daya alam lebih bijaksana.

Sedangkan mba DK. Wardhani menyederhanakan nya menjadi tiga tahapan untuk meminimalkan sampah yaitu :
• Cegah
Menolak plastik sekali pakai (kresek, seditan atau botol). Membawa tas belanja, botol dan wadah makanan sendiri. Juga memperbaiki benda yang rusak agar bisa dipakai kembali.
• Pilah
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas cara memilah sampah an organik berdasarkan kategorinya.
• Olah
Mengolah bahan sisa rumah tangga. Sebaiknya memiliki komposter di rumah untuk menampung semua bahan sisa organik (kulit buah, potongan sayur, cangkang telur) agar tidak terbuang ke TPA.

Tidak mudah memang untuk merubah sesuatu. Tapi saya mencoba untuk meninggalkan sesuatu yang baik selama saya tinggal di bumi dan demi masa depan generasi selanjutnya.
Because everybody wants to change the world but nobody wants to change. Kalau tidak kita yang mulai berubah siapa lagi?

Allah will not change the (good) condition of people as long as they don't change their state (of goodness) themselves
Suurah Ar Rad (13 : 11)








No comments:

popular post

top navigation

Powered by Blogger.